Kamis, 21 Agustus 2008

KAU TAK MENGHINDAR

Kau tak berusaha menghindar ketika tepat

di ujung waktu itu aku menyentuhmu. Kau

tak berbalik pergi – saat aku mengusik,

melepas dan menangkapmu kembali – ketika

bahkan malam pun tenggelam: Benarkah kau

yang bernama Kelam?

“Tidak, aku bukan Kelam. Akulah cahaya

yang tengah sembunyi di kegelapan.”

Tapi kau diam saat aku menjamahmu, merayapi

tiap jengkal tubuhmu. Bukankah kau…

“Bukan. Akulah sesungguhnya Terang. Tapi,

harus senantiasa sembunyi, senantiasa

berlindung di balik Kelam, agar semakin

sibuk kau menerka-nerka Alam.”

Tidak ada komentar: