Sehabis perjamuan, keriuhan pesta, gelak tawa,
obrolan tak berketentuan, kemudian sepi kembali.
Masih tersisa kehangatan ucap selamat, senyum
yang tertinggal, dan sedikit basa-basi.
Di ruangan masih mengendap bau keramaian, tapi
meja dan kursi telah menjadi dirinya
sendiri, dan kau terpesona bahwa ada satu hari
yang diciptakan Tuhan sedemikian panjangnya.
Sungguh melelahkan, sebelum akhirnya kau terkapar
di ranjang pengantin. Bau sprei meruap ke sudut-
sudut kamar, di mana terserak bingkisan yang
beberapa di antaranya kau tak tahu dari mana.
Sungguh sebuah hari yang kau tak ingin coba-coba
mengulangi lagi. Cukup sekali. Cukup sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar