bagi : kang rahmat hidayat
#1
Bau amis itu tersekap dalam dingin
dan kabut. Kau menyisir lagi – menyisir
hutan yang tersembunyi dalam hutan. Mencari
jejak pejalan itu lenyap dalam gelap. “Ia tak ada
di mana-mana!” seseorang berkata.
Kau menghela napas sewaktu gelap pun menepi dan
hutan-hutan sirna dari pandangmu. Di sini,
di tengah sorot lampu-lampu, ketika tak bisa kau terka
bau amis itu: dari tubuh binatang atau manusia
#2
“Ke mana pula mayat itu terbawa?”
Kau pastikan air sungai itu mengalir ke muara.
Arusnya akan berjalan melewati beberapa jeram,
sejumlah pusaran, lalu tubuh orang mati itu… “Ia
pasti tenggelam.“
dalam diam.
Berapa waktu sudah ikut berlari dalam arus sungai
dengan satu-dua lenyap dalam pusaran, tetap tak
terjawab ke mana mereka bermuara : para manusia
#3
Malam agaknya masih akan begitu panjang
Kau melangkah ke arah cahaya yang meredup tiba-tiba
“Lampu itu harus terus menyala!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar