#1
Ia pernah turun sebagai hujan yang mengantar
sunyi mengetuk-ngetuk kaca jendela, sebelum
tergelincir dan jatuh ke tanah, pernah terserap
ke sumber air, tersangkut di gayung penduduk kampung,
terjerang panas api, tersekap dalam gua yang panjang
berliku-liku, dan pada akhirnya terlempar, terbuang
ke selokan, pernah terpecah menjadi butiran kecil
yang ringan, lalu mendaki langit lewat tangga cahaya
Ia pernah terseret arus yang kuat, pernah tergoda
jadi kericik air pancuran, tapi terjelma sebagai embun
yang runtuh menimpa bunga rumput, dan mendengar bunga
itu membisikkan sesuatu, tapi matahari menghardiknya
agar segera pergi sebelum ia aempat mengerti
#2
Titik air itu tak tahu mengapa ia begitu cepat
berubah, mengapa ia dapat begitu segera menyesuaikan
diri di mana ia berada, mengapa ia begitu tak berdaya
menolak kekuatan di luar dirinya yang membawanya
ke mana saja, tak tahu mengapa ia begitu mudah
dipengaruhi warna, dan mengapa ia tetap disebut titik
air apa pun yang terjadi pada dirinya, dan tak
ingin mengetahui jawabnya
Ia hanya ingin berkesempatan bertemu bunga rumput itu
sekali lagi, agar dapat mengerti maksud kata-kata
yang begitu indah namun tak dapat tertangkap maknanya,
tidak ingin tahu bahwa kepada setiap embun
yang turun bunga rumput itu selalu membisikkan
kata-kata yang sama, selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar