Malam itu: dingin yang menggigil dalam kabut,
jajaran pohon di sela
dan unggun api yang berangsur-angsur surut.
“Kerjapkan cahayamu!” seru sepi yang terbakar
sekian lama, yang memercikkan sisa-sisa nyala,
yang bertahan agar tidak terlalu segera mengabu.
“Kerjapkan cahayamu!” pekiknya, “Sebelum semua menjelma
tiada, sebelum gelap yang terus mengendap-endap itu
sempurna mencapaimu!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar